Jakarta, MenaraPos – Banjir melanda empat kecamatan di Kabupaten Batu Bara, Provinsi Sumatera Utara sejak Senin, (7/11/22) pukul 14.50 WIB. Banjir dipicu hujan dengan intensitas tinggi yang terjadi secara terus menerus di wilayah Kabupaten Batu Bara yang mengakibatkan 934 Kepala Keluarga (KK) terdampak, dan beberapa diantara mengungsi.
Empat kecamatan terdampak antara lain, Kecamatan Lima Puluh Pesisir tepatnya Desa Gambus Laut, Kecamatan Medang Deras tepatnya Desa Sei Buah Keras, Kecamatan Sei Balai tepatnya Desa Perkebunan Sei Balai dan Kecamatan Nibung Mulia tepatnya di Desa Tanjung Mulia. Petugas mencatat Tinggi Muka Air (TMA) rata-rata 20 hingga 50 cm.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Batu Bara telah mendirikan tenda pengungsi di beberapa titik, yakni 2 unit tenda pengungsi di Desa Gambus Laut, 2 unit di Desa Tanjung Mulia dan 1 unit di Desa Sei Buah Keras. Selain itu, distribusi bantuan logistik berupa sembako dan air bersih juga telah dilakukan.
Sebagaimana dalam siaran persnya, Kamis (10/11/22) Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Ph.D, bahwa perkembangan terkini dari lokasi banjir, kondisi di Desa Gambus air masih menggenangi beberapa rumah warga dan di Desa Sei Buah Keras banjir telah surut. Sementara di Desa Tanjung Mulia air banjir masih menggenangi jalan dan rumah warga.
Petugas mencatat, masih terdapat pengungsi di posko pengungsi Desa Tanjung Mulia sebanyak 12 KK dan 8 KK masih berada di posko pengungsi Desa Gambus Laut.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika melalui lama websitenya menulis peingatan dini untuk wilayah Sumatera Utara khususnya wilayah lereng barat, pantai barat dan pegunungan Sumatera Utara untuk waspada hujan dengan intensitas sedang hingga lebat diiringi guntur dan angin kencang.
Lebih lanjut BNPB juga meminta masyarakat agar waspada terhadap potensi cuaca ekstrem pada periode sepekan ke depan (hujan secara sporadis, lebat, dan durasi singkat, disertai petir dan angin kencang, bahkan hujan es), yang berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi berupa banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, dan puting beliung, terutama untuk masyarakat yang berada dan tinggal di wilayah rawan bencana hidrometeorologi.
Menindaklanjuti hal tersebut, BNPB mengimbau kepada pemerintah pusat dan daerah untuk bersama-sama berkomitmen dalam meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan menghadapi puncak musim hujan di bulan Desember dan Januari 2023 mendatang.
Komitmen bersama ini dapat berupa apel kesiapsiagaan, simulasi evakuasi, patroli wilayah rawan bencana, maupun gelar peralatan dan perlengkapan.
Khusus bagi masyarakat, apabila terjadi hujan dalam durasi lebih dari satu jam, maka masyarakat yang tinggal di bantaran sungai maupun di lereng tebing agar mengungsi ke tempat yang lebih aman untuk sementara waktu.
Pastikan memperoleh perkembangan informasi terkait peringatan dini cuaca dari BMKG dan informasi mengenai penanggulangan bencana dari BNPB, BPBD, TNI, Polri dan lintas instansi lainnya.(red)