MEDAN – Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara (KPw BI Sumut) siapkan penukaran uang baru sebesar Rp4,45 triliun.
“Uang tunai tersebut kita siapkan
untuk kebutuhan masyarakat saat hadapi Natal 2023 dan Tahun Baru 2024,” kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sumut IGP Wira Kusuma pada Bincang Bareng Media (BBM) di Medan, Jumat (22/12/2023).
Menurut Wira, kesiapan BI dalam pemenuhan kebutuhan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) itu untuk mengantisipasi permintaan penukaran uang baru oleh masyarakat
Secara historis, katanya selalu terjadi peningkatan aktivitas ekonomi masyarakat pada momen HBKN seperti jelang lebaran maupun Nataru ini.
Kondisi ini sudah tentu
berdampak pula pada peningkatan transaksi masyarakat untuk berbagai jenis barang dan jasa.
Menyikapi hal tersebut, Bank Indonesia Sumatera Utara telah menyiapkan langkah antisipatif untuk menjamin kecukupan uang beredar melalui penyaluran uang tunai.
Menurut Wira, masyarakat tidak perlu khawatir terjadinya kekurangan uang tunai karena jumlah dimaksud dapat mencukupi iron stock kebutuhan uang tunai di Sumatera Utara.
Diakuinya, permintaan penukaran uang baru banyak dilakukan oleh perbankan. Itu lantaran biasanya momentum akhir tahun permintaan penukaran uang oleh masyarakat meningkat.
Bahkan, ungkap Wira, terjadi peningkatan hingga 25,08 persen untuk penukaran uang baru di Sumut.
Pada tahun lalu BI Sumut mampu melayani penukaran uang baru hingga mencapai 3.5 triliun rupiah.
Jadi terjadi kenaikan sekitar 25,08 persen dari tahun lalu sebesar Rp3,5 triliun untuk Nataru.
“Saat ini sekira Rp4,45 triliun yang kita siapkan untuk penukaran uang baru,” tuturnya.
Terlebih dengan adanya sistem Pembayaran digital berupa QRIS, sehingga masyarakat tetap dapat bertransaksi tanpa harus membawa uang tunai.
Namun, meski ketersediaan uang diperiode Nataru dipastikan cukup, masyarakat juga tetap dihimbau untuk berkonsumsi dan bertransaksi secara bijak. Sebab, kata Wira, di akhir tahun terdapat potensi terjadinya inflasi akibat peningkatan Permintaan (demand pull inflation).
Ia meyakini, melalui belanja bijak masyarakat dapat mencegah terjadinya konsumsi berlebihan sehingga seluruh pihak dapat memperoleh barang yang dibutuhkan.
Wira juga menjelaskan, menjelang perayaan Nataru inflasi di Sumatera Utara relatif terkendali. Begitu pula dengan ketersediaan sejumlah bahan pangan di Sumut pun dipastikan aman.
Angka inflasi di Sumut saat ini berada pada angka 3,1%. Pada komoditas beras dan cabai merah merupakan penyumbang inflasi tertinggi di November 2023.
Selain itu harga beras dan gula pasir turut diwaspadai, lantaran memiliki tendensi peningkatan harga pada Nataru.
Untuk itu, sebutnya, ada beberapa langkah antisipatif yang perlu dilakukan.
Di antaranya pelaksanaan program-program pengendalian inflasi dan koordinasi yang erat antara wilayah sentra produksi dan kota-kota basis konsumsi, dalam memastikan ketersediaan pasokan barang kebutuhan pokok di Sumut.
Selain itu, sepanjang 2023, TPID Sumut telah melaksanakan berbagai kegiatan untuk mengendalikan inflasi, antara lain operasi pasar, sidak pasar, hingga memperkuat sinergi dengan seluruh pihak se-Sumut. (swisma)