MEDAN-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan seluruh Industri Jasa Keuangan ( IJK) berkomitmen mendorong peningkatan indeks literasi dan inklusi keuangan nasional.
“Dengan akses keuangan yang lebih mudah, masyarakat memiliki peluang untuk memanfaatkan produk dan layanan keuangan secara lebih maksimal,” kata Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan OJK Sumatera Utara mewakili Forkom IJK Sumut, Wan Nuzul Fachri membuka Forkom IJK Goes to SMA Negeri 2 Kabanjahe, Selasa (2/10/2024).
Disebutkannya, layanan keuangan baik untuk menabung, mendukung kegiatan usaha, berinvestasi dan melakukan proteksi aset atau jiwanya.
Untuk terus meningkatkan pemahaman masyarakat khususnya pelajar terhadap produk dan layanan jasa keuangan serta mendorong akselerasi penambahan jumlah rekening tabungan, OJK bersama Forum Komunikasi ( Forkom) IJK Sumut mengedukasi para pelajar SMA Negeri 2 Kabanjahe yang diikuti
400 siswa.
Kegiatan itu melalui Forkom IJK Goes to SMA Negeri 2 Kabanjahe dalam rangkaian Bulan Inklusi Keuangan (BIK) dengan mengusung tema “Akses Keuangan Inklusif, Wujudkan Masyarakat Produktif”.
Adapun Forkom IJK Sumut yang dibentuk sejak 2016 merupakan wadah organisasi yang mempersatukan otoritas dan seluruh pelaku industri jasa keuangan.
Salah satu tujuannya, kata Wan Nuzul Fachribuntuk melaksanakan program peningkatan literasi dan inklusi keuangan serta perlindungan konsumen.
Kegiatan Forkom IJK Goes to SMA Negeri 2 Kabanjahe dalam rangka BIK yang mengusung tema “Akses Keuangan Inklusif, Wujudkan Masyarakat Produktif” dilaksanakan di SMA Negeri 2 Kabanjahe pada tanggal 2 Oktober 2024
Pada BIK tahun ini, kata Wan Nuzul, Forkom IJK Sumut menetapkan kegiatan edukasi di enam lokasi di Sumatera Utara, salah satunya SMA Negeri 2 Kabanjahe dengan sinergi antar IJK baik sektor perbankan, pergadaian, pasar modal, serta kolaborasi dengan regulator.
“OJK bersama industri jasa keuangan dan lembaga-lembaga terkait terus berupaya meningkatkan inklusi keuangan. Tidak hanya sebatas pengembangan produk dan layanan jasa keuangan tetapi juga meliputi empat elemen inklusi keuangan,” sebut Wan Nuzul.
Keempat elemen inklusi keuangan tersebut yakni perluasan akses keuangan, ketersediaan produk dan layanan jasa keuangan, penggunaan produk dan layanan jasa keuangan, serta peningkatan kualitas baik produk dan layanan jasa keuangan.
Wan Nuzul juga menyampaikan pesan penting kepada seluruh siswa dan siswi untuk lebih waspada terhadap maraknya praktik judi online yang terselubung di balik aplikasi permainan digital.
Ia juga mengingatkan pentingnya mengenali dan menghindari aplikasi-aplikasi mencurigakan yang bisa mengarah pada kerugian
finansial dan sosial.
“Pesan ini kita sampaikan sebagai bagian dari upaya Forkom IJK Sumut untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan, sekaligus memproteksi generasi muda dari dampak buruk aktivitas ilegal di dunia maya,” beber Wan Nuzul .
Dukungan industri jasa keuangan juga terlihat dengan adanya penyerahan secara simbolis pemberian tabungan emas kepada siswa SMA Negeri 2 Kabanjahe yang berprestasi.
Sebagai rangkaian kegiatan BIK, terdapat Mini Expo yang diikuti 9
industri jasa keuangan, yang memberikan informasi kepada para pelajar tentang berbagai produk keuangan.
Kegiatan ini diharapkan dapat memperluas wawasan siswa/
tentang pentingnya perencanaan keuangan sejak usia muda. (swisma)