AnalisaToday.com, Medan – Harga daging ayam dalam dua bulan terakhir (Juni dan Juli) menyumbangkan deflasi bagi Sumatera Utara. Penurunan harga daging ayam bahkan menyentuh harga 19 hingga 21 ribu per Kg di level konsumen. Meskipun pada umumnya harga daging ayam ditransaksikan dikisaran 23 hingga 28 ribu per Kg di Kota Medan dan sekitarnya.
“Dalam kalender hijriah, kita akan memasuki bulan safar pada tanggal 6 Agustus. Dimana belanja masyarakat pada umumnya akan kembali dalam mode normal. Dari hasil riset yang saya lakukan, secara historis pasokan daging ayam kerap mengalami penurunan jelang penutupan bulan muharam. Yang kerap memicu kenaikan harga ayam potong,” jelas Ketua Pemantau Pangan Sumatera Utara, Gunawan Benjamin di Medan, Minggu (4/8/2024).
Sehingga kerap memicu kenaikan harga meskipun dalam rentang kenaikan yang terbatas. Dan pada dasarnya sangat bergantung pada tingkat konsumsi masyarakat.
Namun yang perlu diwaspadai adalah, harga daging yang ayam turun belakangan ini telah merugikan peternak. Karena harga jualnya (15 – 18 ribu) jauh dibawah harga pokok produksi yang berada dalam rentang 21 hingga 22 ribu per Kg.
Peternak yang mengalami kerugian tentunya berpeluang untuk tidak maksimal jika beternak kembali. Ada potensi penurunan sisi persediaan atau supply ayam potong kedepannya.
“Dan saya memperkirakan dampak dari penurunan harga daging ayam dalam dua bulan terakhir akan berdampak pada penurunan pasokan di bulan Agustus,” kata dia.
Harga daging ayam akan bergerak volatile dengan kecenderungan naik. Pada awal agustus harga daging ayam akan cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan harga pada akhir bulan juli.
Namun tetap berpeluang untuk turun kembali dalam rentang 21 hingga 27 ribu per Kg, dan berpeluang untuk kembali naik dan ditransaksikan di harga keekonomiannya (31 – 33 ribu) per Kg di bulan ini.
(red)