Iklan jasa raharja

Harga Kebutuhan Pokok Turun Dipicu Lemahnya Belanja Masyarakat

Medan. Harga cabai merah di level konsumen menyentuh 19 ribu per Kg. Dimana dengan harga tersebut, realisasi harga cabai merah di level petani sudah bisa dibawah harga pokok produksi (HPP) petani.

Karena dengan realisasi harga cabai merah 19 ribu, di petani harganya bisa menyentuh 10 ribu per Kg. Sementara HPP untuk cabai merah berada dikisaran harga 12 ribu per Kg.

Namun, penurunan harga cabai merah belum bisa menggambarkan lebih jelas terkait daya beli. Karena sisi persediaan atau supply cabai merah yang sifatnya volatile juga sangat berpeluang menciptakan penurunan harga.

“Jika berkaca kepada sisi pasokan atau produksi yang lebih terukur, seperti daging ayam. Bisa dijadikan acuan dalam melihat perubahan pola konsumsi yang mencerminkan daya beli,” kata Pengamat Ekonomi Gunawan Benjamin, Senin (17/3/2025).

Jika melihat pola konsumsi masyarakat, belanja masyarakat di pekan kedua dan ketiga Ramadan itu selalu mengalami penurunan dibandingkan dengan pekan petama atau keempat.

Namun untuk kali ini, perubahan besar pada konsumsi daging ayam di pekan kedua atau ketiga lebih rendah dibandingkan dengan hari normal.

Padahal, penurunan konsumsi daging ayam masyarakat sebenarnya sudah diantisipasi jauh hari oleh peternak dengan menurunkan pasokan ayam hidup.

“Saya menghitung pasokan ayam potong (kandang peternak) di pekan kedua itu turun sekitar 17% dari pekan sebelumnya. Namun realitanya harga daging ayam turun menjadi 30.400 per Kg hari ini, dari posisi hari jumat 32.900 per Kg mengacu PIHPS (pusat informasi harga pangan strategis) Kota Medan,” katanya.

Penurunan harga daging ayam ini bisa mencerminkan daya beli yang alami tekanan. Padahal memasuki awal pekan ketiga semestinya pembayaran THR mulai dicairkan. THR menjadi salah satu instrumen penting kebijakan yang dapat mendorong pemulihan belanja masyarakat saat ini.

THR di tahun ini memiliki makna yang luas bukan hanya sekadar menambah pendapatan atau pengeluaran masyarakat.

Lebih dari itu, THR di tahun ini akan menjadi ujian bagi ekonomi kita. Seperti apakah dengan THR setidaknya masyarakat mampu mempertahankan belanja atau bahkan mampu memulihkan belanjanya. Sehingga meninggalkan kesan bahwa belanja masyarakat akan cukup solid hingga akhir tahun, atau justru kita kian pesimis bahwa belanja masyarakat melemah hingga tutup tahun 2025 nanti.

Sejauh ini, dari hasil peninjauan langsung ke pasar banyak pedagang yang mengeluhkan melemahnya belanja masyarakat.

“Kita perlu mewaspadai keluhan tersebut, yang turut dibarengi dengan realita konsumsi kebutuhan pokok yang menurun. Karena disaat masyarakat mulai mengerem belanja untuk kebutuhan dasarnya, maka disaat itu gangguan daya beli jelas sangat terlihat,” jelasnya.

(mdc)