MEDAN– Semakin berkembangnya teknologi dan media sosial, penyebaran hoaks menjadi suatu masalah yang serius dalam konteks pemilu di banyak negara, termasuk Indonesia.
“Karena itu, penting untuk membuat upaya melawan penyebaran hoaks dan memastikan pemilu dapat berjalan dengan damai dan adil,” kata Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid, Rabu (13/3/2024).
Untuk itu, Kementerian Kominfo melalui Ditjen APTIKA bekerjasama dengan Komisi I DPR RI menggelar seminar Literasi Digital bertajuk Ciptakan Pemilu Damai Tanpa Hoaks pada 2 Februari 2024 lalu.
Meutya Hafid saat menjadi narasumber dalam seminar itu menuturkan, ciptakan pemilu damai tanpa hoaks bertujuan untuk mengedukasi masyarakat tentang bahaya hoaks dan pentingnya mendapatkan informasi dari sumber yang terpercaya.
“Masyarakat diharapkan untuk tidak menyebarkan informasi yang tidak jelas kebenarannya, serta melaporkan informasi hoaks kepada pihak berwenang atau pada situs yang sudah disediakan Kementerian Kominfo,” kata Meutya.
Meutya Hafid juga menjelaskan, pemilu yang bebas dari hoaks akan membantu masyarakat untuk memilih pemimpin yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan serta mengurangi potensi konflik dan ketegangan di masyarakat.
“Karena itu, penting bagi semua pihak untuk berpartisipasi aktif dalam upaya menciptakan pemilu damai tanpa hoaks,” ujarnya.
Sementara itu, tokoh masyarakat Tebing Tinggi, Retni Muliani Tri Hadiah juga menuturkan, dalam menjalankan Pemilu partisipasi aktif masyarakat juga menjadi kunci utama dalam mencegah penyebaran hoaks.
Menurutnya, masyarakat perlu terlibat dalam pengawasan proses Pemilu dan berperan aktif dalam menyebarkan informasi yang benar dan positif.
“Dengan demikian, masyarakat dapat menjadi garda terdepan dalam menciptakan Pemilu damai tanpa hoaks,” katanya.
Dikatakannya, semua pihak mulai pemerintah, media massa, masyarakat, hingga individu perlu bersatu untuk menciptakan Pemilu damai tanpa hoaks, sehingga proses demokrasi dapat berjalan dengan baik dan efektif.
“Mari bersama-sama ciptakan Pemilu yang damai dan bermartabat bagi Indonesia,” ajaknya. (swisma)