MEDAN – Mata uang Rupiah bergerak sangat volatile pada perdagangan di akhir pekan. Rupiah sempat menyentuh level 15.675 sebelum akhirnya ditutup stabil di level 15.615 per US Dolar.
Volatilitas pada mata uang rupiah cukup signifikan di hari ini, ditengah minimnya agenda ekonomi yang dirilis di akhir pekan. Satu satunya agenda ekonomi dari tanah air yang dirilis adalah data penjualan ritel.
Hal itu disampaikan Gunawan Benjamin,Pengamat Ekonomi Sumut di Medan,Sabtu (18/2/2024) petang.
Gunawan menambahkan, pada bulan Desember 2023, penjualan ritel di tanah air hanya tumbuh 0.2% secara year on year. Lebih buruk jika dibandingkan dengan kinerja penjualan ritel pada bulan Desember 2022 yang mampu tumbuh 0.7% secara year on year.
“Pelemahan pada data penjualan ritel tersebut memberikan indikasi bahwa belanja masyarakat tengah mengalami perlambatan,”ucapnya.
Meskipun demikian,lamjutnya data penjualan ritel yang memburuk tidak lantas menjadi pemicu memburuknya kinerja pasar saham di tanah air.
IHSG di akhir pekan mampu ditutup menguat 0.44% di level 7.335,54. Kinerja IHSG berbalik arah (turun) dari level tertinggi hariannya di angka 7.370. Data penjualan ritel menjadi beban bagi kinerja IHSG di hari ini,katanya.
Selanjutnya, bertolak belakang dengan kinerja IHSG, mata uang Rupiah justru mampu ditutup stabil setelah sempat melemah hingga ke level 15.674 per US DOlar.
Rupiah justru mampu mengurangi kerugiannya setelah sempat terpuruk cukup dalam. Disisi lain harga emas ditransaksikan cukup stabil dan diperdagangkan dikisaran $2.005 per ons troy nya. Harga emas sejauh ini bertahan dikisaran 1 juta per gram,pungkas Gunawan.(jae)